Wednesday, February 5, 2014

Membelokkan kebenaran?

Bagaimana cara setan membelokkan kebenaran?
Dari buku "Nasihat Iblis" penulis akan ambil satu contoh, 'bertanya', misalnya.
Dalam Alquran, Allah menjelaskan bahwa "bertanya bagi orang yang tahu merupakan sikap yang benar", "...bertanyalah pada orang yang mempunyai pengetahuan bila kalian tidak mengetahui." (Q.s. an-Nahl [16]:43).

Namun, bagi setan, sikap yang benar tersebut akan ia belokkan ke arah tidak benar, yakni setan akan mempengaruhi manusia untuk selalu bertanya. Dampaknya, tanpa disadari, sikap 'bertanya' yang awalnya merupakan bentuk kesadaran diri atas sesuatu yang tidak diketahui, berubah menjadi sikap yang mencerminkan  kemalasan dalam belajar. Dengan kata lain:
  1. Saat 'bertanya' sudah menjadi kebiasaan (banyak bertanya), manusia akan malas belajar;
  2. Pelan tapi pasti, manusia enggan mencari jawaban menggunakan potensi akalnya yang diberikan Allah, karena ia menggantungkan jawaban pada akal orang lain;
  3. Saat jawaban dari orang lain gagal ia terapkan, ia akan mulai menyalahkan jawaban tersebut;
  4. Setelah itu, ia akan mengarahkan 'pertanyaan yang sama' pada orang berbeda guna mencari jawaban baru;
  5. Saat jawaban baru juga gagal diterakan , ia semakin kesal, hingga menyalahkan kedua jawaban tersebut;
  6. Hal ini, akan ia lakukan berulang-ulang sampai mendapat jawaban yang memuaskan; dan
  7. Pada kondisi demikian, kebenaran tidak lagi dinilai menggunakan dalil dan bukti-bukti yang kuat , melainkan menggunakan standar kepuasan nafsunya sendiri. Yakni, bila jawaban mendatangkan keuntungan bagi nafsunya,  itulah jawaban yang benar. Namun, bila jawaban merugikan kepentingan nafsunya , ia harus diabaikan, bahkan kalau perlu disalahkan.
"Bertanya itu menghidari kesesatan, namun banyak bertanya merupakan perilaku setan," atau "bertanya itu baik, namun banyak bertanya itu penyakit."

0 comments:

Post a Comment